Psikologi individual memandang manusia sebagai suatu kompensasi terhadap
perasaan infioritas (harga
diri kurang). Perasaan lemah dan tidak berdaya timbul karena pengalaman
hidup anak bersama orang dewasa atau
pandangan kekurangan dalam organ tubuh, Adler mempercayai bahwa prinsip
fundamental motivasi dengan kompensasi
terhadap perasaan rendah diri dapat menjelaskan hamper seluruh perilaku manusia.
Manusia dikuasai oleh perasaan banyak kekurangan dan tidak sempurna,
oleh karena itu mereka mereaksi terhadap perasaan tidak senang itu dengan mencari kesempurnaan,
kebebasan dan keberhasilan. Adler
menyebut keadaan itu dengan istilah inferiority
complex.
Inferiority
complex atau perasaan rendah diri menurut Adler disebabkan oleh beberapa hal,
meliputi:
1.
Organ fisik kurang sempurna.
2.
Anak yang sering dimanja.
3.
Anak yang sering
mendapat penolakan.
Adler
juga menyebutkan bahwa dalam kehidupan
masyarakat maskulinitas merupakan symbol superioritas dan
feminitas adalah symbol inferioritas.
Kekuatan maskulin pada pria membuat
para pira nampak superior, sedangkan feminitas pada pria membuat pria
kelihatan inferioritas. Dilain pihak, maskulinitas pada wanita membuat wanita lebih superior, dan berusaha mencapai peran-peran pria (masculine
protest).
Adler
berpendapat bahwa psikologi individual adalah konsepsi perilaku situasional
social. Manusia pada dasarnya bersifat social dan berusaha mencari tempat dalam bermasyarakat, dan
berusaha membangun suatu kesatuan pribadi. Perilaku individu merupakan
perwujudan upaya pencapaian tujuan. Secara social individu bergerak dari
keadaan inferioritas kepada keadaan superioritas, meskipun dipengaruhi oleh
sikap orang tua, kondisi keluarga, tetapi pada dasarnya setiap individu
memiliki diri yang kreatif dan bertanggunng jawab untuk memilih pikiran,
tindakan, dan perasaannya sendiri. Selain itu, Adler juga berpendapat bahwa
individu merupakan suatu organisasi diri yang konsisten. Manusia pada hakekatnya adalah penentu dirinya
sendiri, yang mampu membentuk
kepribadian dari pengalaman-pengalaman
mereka. Kepribadian terbentuk dari factor hereditas dan lingkungan, tetapi kreativitaslah yang
membuat kepribadian ini menjadi berguna.
Adler berpendapat bahwa bukan masa lalu ataupun masa depan yang mempengaruhi
perilaku masa kini, tetapi yang terpenting adalah bagaimana kita mengintepretasikan setiap situasi
itu. Manusia menciptakan kepribadiannya dan
sanggup mengubah kepribadian tersebut dengan mempelajari sikap-sikap baru. Adler percaya bahwa
pada akhirnya manusia bertanggung jawab atas
kepribadian mereka sendiri. Daya
kreatifitas manusia mampu mentransformasikan perasaan-perasaan yang tidak tepat
menjadi kepedulian social maupun tujuan keberhasilan yang berpusat pada dirinya
sendiri. Kemampuan tersebut berarti bahwa manusia bebas memilih antara sehat secara psikologis atau neurotisisme. (Jess Fiest dan Gregory J.
Fiest, hlm 58-59).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar