Sabtu, 01 Juni 2013

Aumsi Tingkah Laku Bermasalah Teori Psikoindividual Adler

FAKTOR INTERNAL
Factor-faktor yang menyebabkan timbulnya perilaku bermasalah meliputi:
1. Penetapan tujuan akhir yang terlalu tinggi.
2. Hidup di dunia mereka sendiri.
3. Memiliki gaya hidup yang kaku dan dogmatis.
Hal tersebut merupakan konsekuensi dari kurangnya kepedulian terhadap kehidupan social. Manusia gagal dalam hidupnya karena mereka terlalu sibuk dengan dirinya sendiri dan kurang memperhatikan orang lain.
FAKTOR EKSTERNAL
Menurut Adler, ada tiga hal yang membuat individu memiliki perilaku yang bermasalah, antara lain:
1.  Kelemahan fisik yang dibesar-besarkan.
Kelemahan fisik atau cacat fisik baik yang merupakan bawaan sejak lahir maupan yang merupakan hasil kecelakaan dapat mengundang perilaku yang bermasalah.  Setiap manusia dilahirkan ke dunia pastinya memiliki kelemahan-kelemahan fisik tertentu, dan kelemahan fisik ini selalu mengarah kepada perasaan inferioritas. Manusia yang terlalu membesar-besarkan kelemahan fisiknya terkadang mengembangkan perasaan inferioritasnya secara berlebihan karena ingin mengkompensasikan perasaan ketidaktepatan mereka. Mereka cenderung sibuk memperhatikan dirinya sendiri dan kurang memperhatikan orang lain. Mereka merasa seolah-olah mereka hidup di negeri musuh, rasa takut telah mengalahkan hasratnya dalam mencapai suatu keberhasilan, dan mereka juga yakin bahwa permasalahan dapat diselesaikan dengan cara egoistic.
2.  Gaya hidup yang manja.
Orang-orang yang manja memiliki kepedulian social yang lemah, namun hasrat untuk mengulangi kemanjaannya sangat tinggi. Mereka hidup bergantung kepada orang lain, selalu mengharapkan bantuan dan perhatian dari orang lain, membutuhkan orang lain untuk melindungi dan memenuhi kebutuhan mereka. Mereka digambarkan sebagai seorang pengecut, sensitive, beremosi tinggi, tidak sabaran, mereka melihat dunia dari kacamata pribadi mereka, mereka harus menjadi yang pertama dalam segala hal.
b3.  Gaya hidup yang tertolak.
Anak-anak yang merasa tidak dicintai dan tidak diinginkan cenderung menciptakan gaya hidup yang tertolak.  Anak-anak yang merasa teraniaya dan tidak diperlakukan dengan tidak benar mengembangkan sedikit kepedulian social dan cenderung mengembangkan perilaku tertolak.  Mereka memiliki sedikit rasa percaya diri dan menafsirkan permasalahan hidup yang utama sebagai suatu kesulitan yang berlebihan,  mereka tidak mempercayai orang lain. Anak-anak seperti ini cenderung memiliki rasa curiga yang cukup besar. 
Dalam Psikologi Kepribadian (Drs. Agus sujanto, Drs. Halem Lubis, Drs. Taufik Hadi : 2006, Hal 72) pokok-pokok Teori Adler :
·         Individualita sebagai pokok persoalan
Adler menekankan pada pentingnya sifat khas (unit) daripada kepribadian, individu, kebulatan dan sifat khas pribadi manusia.  Tiap Orang adalah suatu konfigurasi motif, sifat, dan nilai yang khas, tiap tindak yang dilakukan oleh seseorang membaba corak khas gaya hidupnya yang bersifat individual.
·         Pandangan teleologis : Finalisme semu
Pandangan Adler di pengaruhi oleh Hans Vaihinger dalam bukunya yang berjudul Die Philosiphie des Als-Ob (1911) yang berbunyi manusia hidup dengan berbagai macam cita-cita atau pikiran yang semata-mata bersifat semu, yang tidak ada buktinya dalam realita. Misalnya gambaran mengenai “semua manusia di takdirkan sama”, “kejujuran adalah politik yang paling baik”. Gambaran semu tersebut merupakan pangkal duga penolong yang ketika sudah tidak ada gunanya lagi dapat dibuang.
Adler mengambil filsafat positivisme idealis yang bersifat pragmatis itu dan disesuaikan dengan pendapatnya. Dalam filsafat Hans Vaihinger itu Adler menemukan pengganti determinisme historis Freud yang menekankan faktor konstitusional dan pengalaman di masa kanak-kanak. Menurut Adler, manusia lebih didorong oleh harapan-harapannya terhadap masa depan daripada masa lampaunya. Tujuan itu tidak ada di masa depan, melainkan sebagai bagian keinginan atau cita-cita yang mempengaruhi tingkah laku ke masa ini. Jadi segala aktivitas proses psikis di tentukan oleh motif-motif tertentu, juga bilamana motif ini tak disadari oleh orang yang bersangkutan. Tiap orang mempunyai leitleni yaitu suatu rancangan hidup rahasia yang tidak di sadari yang diperjuangkanya terhadap segala rintangan. Tujuan yang ingin dikejar manusia itu, mungkin berbentuk fiksi, yaitu cita-cita yang tidak mungkin direalisasikan namun merupakan suatu dorongan nyata bagi usaha manusia dn merupakan sumber keterangan bagi tingkah lakunya. Menurut Adler orang normal itu dapat membebaskan diri dari fiksi ini sedangkan orang yang neurotis tidak.
·         Dua Dorongan pokok
     Dorongan kemasyarakatan            : bertindak mengabdi pada                                                           masyarakat
     Dorongan keakuan                        : bertindak mengabdi pada aku                                                     sendiri
Dorongan akuan disebut juga dorongan agresif yang merupakan dorongan yang lebih penting daripada dorongan seksual. Nafsu agresif diganti dengan keinginan berkuasa, lalu diganti lagi dengan dorongan untuk superior, dorongan untuk berharga, untuk lebih sempurna. Superioritas ini merupakan pengalaman yang lebih berharga. Dorongan superioritas ini membawa pribadi dari satu fase ke fase lainnya yang menjelma menjadi berbagai bentuk atau cara. Dorongan superioritas ini sangat erat hubungannya dengan masalah rendah diri.
·         Rasa rendah diri dan kompensasi
Adler menaruh perhatian dalam fungsi jasmani yang kurang sempurna, yang dirumuskannya dalam Organ Minderwertigheit und ihre Psychische Kompensationen (1912). Awalnya ia  menyelidiki mengapa apabila ada orang yang sakit itu menderita pada daerah-daerah tertentu pada tubuhnya. Misal : ada orang sakit jantung, sakit paru-paru, dan sakit punggung. Jawab Adler adalah pada daerah tersebut terdapat kekurang sempurnaan atau Minderwertigheit (Inveriority) baik karena dasar maupun karena kelainan dalam perkembangannya. Orang yang punya kekurang sempurnaan pada organ itu berusaha mengkompensasikan dengan jalan memperkuat organ tersebut dengan latihan intensif. Contoh : Demosthenenes yang pada masa kanak-kanaknya menganggap, tetapi karena latihan-latihan akhirnya menjadi orator paling ternama. Lalu Adler menerbitkan monograf tentang winder wertigkeit von organen tentang rasa rendah diri itu yang menyatakan inferiorita itu dengan “kebetinaan” dan kompensasinya disebut “protes kejantanan” .
Menurut Adler rasa rendah diri bukan tanda tidak normal tapi merupakan pendorong untuk segala kebaikan dalam hidup manusia.  Adler bukan seorang hedonist kendati rasa rendah diri itu membawa penderitaan, tetapi dengan hilangnya rasa rendah diri tidak berarti datangnya kenikmatan. Bagi Adler, tujuan manusia bukan mendapatkan suatu kenikmatan, melainkan mencapai suatu kesempurnaan.
·         Dorongan kemasyarakatan

Pada awalnya Adler hanya mementingkan dorongan keakuan, masalah rendah diri dan usaha menjadi superior. Karna itu dia mendapatkan banyak kecaman. Karena itu dia, yang juga menjadi pendukung demokrasi kemuadian mengembangkan pendapatnya yang mencakup dorongan kemasyarakatan yang bentuk kongkritnya berwujud seperti koperasi, hubungan sosial, hubungan antar pribadi , mengikatkan diri dengan kelompok, dan sebagainya. Secara teori, dorongan kemasyarakatan merupakan dorongan yang membantu masyarakat mencapai tujuan masyarakat yang sempurna. Dorongan ini merupakan dasar yang dibawa sejak lahir hingga akhirnya manusia disebut makhluk sosial, walaupun dibawa sejak lahir namun kemungkinan mengabdi kepada masyarakat itu tidak nampak secara spontan, melainkan dengan bimbingan dan pelatihan. Dengan pendiriannya yang berdasarkan “paedagogisch optimisme” sehingga ia dapat menyediakan banyak waktu untuk mendirikan klinik bimbingan bagi kanak-kanak, memperbaiki sekolah, dan memberi petunjuk kepada orang tua mengenai cara-cara yang baik dalam mengasuh dan mendidik anak-anak.

Konsep Dasar Teori Psiko Individual Menurut Adler

Psikologi  individual memandang   manusia sebagai suatu kompensasi terhadap perasaan  infioritas  (harga  diri kurang).  Perasaan lemah  dan tidak berdaya timbul karena pengalaman hidup anak bersama orang  dewasa atau pandangan kekurangan dalam organ tubuh, Adler mempercayai bahwa prinsip fundamental  motivasi dengan kompensasi terhadap perasaan rendah  diri dapat  menjelaskan hamper seluruh perilaku  manusia.  Manusia dikuasai oleh perasaan banyak kekurangan dan tidak sempurna, oleh karena itu mereka mereaksi terhadap perasaan tidak senang  itu dengan mencari kesempurnaan, kebebasan  dan keberhasilan. Adler menyebut  keadaan itu dengan istilah  inferiority complex.
Inferiority complex atau perasaan rendah diri menurut Adler disebabkan oleh beberapa hal, meliputi:
1.      Organ fisik kurang sempurna.
2.      Anak yang sering dimanja.
3.      Anak yang sering  mendapat penolakan.
Adler juga  menyebutkan bahwa dalam kehidupan masyarakat maskulinitas merupakan symbol superioritas  dan  feminitas adalah symbol inferioritas.  Kekuatan maskulin pada pria membuat  para pira nampak superior, sedangkan feminitas pada pria membuat pria kelihatan inferioritas. Dilain pihak, maskulinitas pada wanita membuat  wanita lebih superior, dan berusaha  mencapai peran-peran pria (masculine protest).

Adler berpendapat bahwa psikologi individual adalah konsepsi perilaku situasional social. Manusia pada dasarnya bersifat social dan berusaha  mencari tempat dalam bermasyarakat, dan berusaha membangun suatu kesatuan pribadi. Perilaku individu merupakan perwujudan upaya pencapaian tujuan. Secara social individu bergerak dari keadaan inferioritas kepada keadaan superioritas, meskipun dipengaruhi oleh sikap orang tua, kondisi keluarga, tetapi pada dasarnya setiap individu memiliki diri yang kreatif dan bertanggunng jawab untuk memilih pikiran, tindakan, dan perasaannya sendiri. Selain itu, Adler juga berpendapat bahwa individu merupakan suatu organisasi diri yang konsisten. Manusia  pada hakekatnya adalah penentu dirinya sendiri, yang mampu membentuk  kepribadian dari  pengalaman-pengalaman mereka. Kepribadian terbentuk dari factor hereditas  dan lingkungan, tetapi kreativitaslah yang membuat kepribadian ini menjadi  berguna. Adler berpendapat bahwa bukan masa lalu ataupun masa depan yang mempengaruhi perilaku masa kini, tetapi yang terpenting adalah bagaimana  kita mengintepretasikan setiap situasi itu.  Manusia menciptakan kepribadiannya dan sanggup mengubah kepribadian tersebut dengan mempelajari sikap-sikap  baru. Adler percaya  bahwa  pada  akhirnya manusia  bertanggung jawab  atas  kepribadian mereka sendiri.  Daya kreatifitas manusia mampu mentransformasikan perasaan-perasaan yang tidak tepat menjadi kepedulian social maupun tujuan keberhasilan yang berpusat pada dirinya sendiri. Kemampuan tersebut  berarti  bahwa manusia bebas memilih antara  sehat secara psikologis  atau neurotisisme. (Jess Fiest dan Gregory J. Fiest, hlm 58-59).   

Materi Kreativitas Mata Kuliah Pemahaman Individu Teknik Tes

PENGERTIAN KREATIVITAS


1.      Kreativitas sebagai Proses
-          Kreativitas adalah suatu proses yang menghasilkan sesuatu yang baru,   apakah suatu gagasan atau suatu objek dalam suatu bentuk atau susunan yang baru (Hurlock 1978)
-    Proses kreatif sebagai “ munculnya dalam tindakan suatu produk baru yang tumbuh dari keunikan individu di satu pihak, dan dari kejadian, orang-orang, dan keadaan hidupnya dilain pihak” (Rogers, 1982)
Penekanan pada :  - aspek baru dari produk kreatif yang dihasilkan
- aspek interaksi antara individu dan lingkungannya / kebudayaannya         
-    Kreativitas adalah suatu proses upaya manusia atau bangsa untuk membangun dirinya dalam berbagai aspek kehidupannya. Tujuan pembangunan diri itu ialah untuk menikmati kualitas kehidupan yang semakin baik (Alvian, 1983)
-    Kretaivitas adalah suatu proses yang tercermin dalam kelancaran, kelenturan (fleksibilitas) dan originalitas dalam berfiir (Utami Munandar, 1977).
-    Guilford (1986) menekankan perbedaan berfikir divergen ( disebut juga berfikir  kreatif) dan berfikir konvergen.
Berfikir Divergen :  bentuk pemikiran terbuka, yang menjajagi macam-macam kemungkinan jawaban terhadap suatu persoalan/ masalah.
Berfikir Konvergen:  sebaliknya berfokus pada tercapainya satu jawaban yang paling tepat terhadap suatu persoalan atau masalah
Dalam pendidikan formal             pada umumnya menekankan berfikir konvergen dan kurang memikirkan berfikir divergen.
Torrance (1979) menekankan adanya ketekunan, keuletan, kerja keras, jadi jangan tergantung timbulnya inspirasi

2.      Kreativitas sebagai Produk
-          Kretaivitas sebagai kemampuan untuk menghasilkan sesuatu yang baru (1965).
-          Kecuali unsur baru, juga terkandung peran faktor lingkungan dan waktu (masa). Produk baru dapat disebut karya kreatif jika mendapatkan pengakuan (penghargaan) oleh masyarakat pada waktu tertentu (Stein, 1963). Namun menurut ahli lain pertama-tama bukan suatu karya kreatif bermakna bagi umum, tetapi terutama bagi si pencipta sendiri.
-          Kreativitas atau daya kreasi itu dalam masyarakat yang progresif dihargai sedemikian tingginya dan dianggap begitu penting sehinnga untuk memupuk dan mengembangkannya dibentuk laboratorium atau bengkel-bengkel  khusus tang tersedia tempat, waktu dan fasilitas yang diperlukan (Selo Sumardjan 1983).
Beliau mengingatkan pentingnya bagian Desain dan Penelitian dan Pengembangan sebagai bagian yang vital dari suatu industri

3.      Kreativitas ditinjau dari segi Pribadi
-          Kreatifitas merupakan ungkapan unik dari seluruh pribadi sebagai hasil interaksi individu, perasaan, sikap dan perilakunya.
-          Kreatifitas mulai dengan kemampuan individu untuk menciptakan sesuatu yang baru. Biasanya seorang individu yang kreatif memiliki sifat yang mandiri. Ia tidak merasa terikat pada nilai-nilai dan norma-norma umum yang berlaku dalam bidang keahliannya. Ia memiliki system nilai dan system apresiasi hidup sendiri yang mungkin tidak sama yang dianut oleh masyarakat ramai.
Dengan perkataan lain:
“Kreativitas merupakan sifat pribadi seorang individu (dan bukan merupakan sifat  social yang dihayati oleh masyarakat) yang tercermin dari kemampuannya untuk menciptakan sesuatu yang baru (Selo Soemardjan 1983)

4.      Faktor-faktor Pendorong Kreativitas
Setiap orang memiliki potensi kreatif dalam derajat yang berbeda-beda dan dalam bidang yang berbeda-beda. Potensi ini perlu dipupuk sejak dini agar dapat diwujudkan. Untuk itu diperlukan kekuatan-kekuatan pendorong, baik dari luar (lingkungan) maupun dari dalam individu sendiri.
Perlu diciptakan kondisi lingkungan yang dapat memupuk daya kreatif individu, dalam hal ini mencakup baik dari lingkungan dalam arti sempit (keluarga, sekolah) maupun dalam arti kata luas (masyarakat, kebudayaan). Timbul dan tumbuhnya kreativitas dan selanjutnya berkembangnya suatu kresi yang diciptakan oleh seseorang individu tidak dapat luput dari pengaruh kebudayaan serta pengaruh masyarakat tempat individu itu hidup dan bekerja (Selo Soemardjan 1983)
Tetapi ini tidak cukup, masyarakat dapat manyediakan berbagai kemudahan, sarana dan prasarana untuk menumbuhkan daya cipta anggotanya, tetapi akhirnya semua kembali pada bagaimana individu itu sendiri, sejauh mana ia merasakan kebutuhan dan d orongan untuk bersibuk diri secara kretif, suatu pengikatan untuk melibatkan diri dalam suatu kegiatan lreatif, yang m,ungkin memerlukan waktu lama. Hal ini menyangkut motivasi internal.

5.      Definisi Operasional Kreativitas
Kretivitas merupakan : “Kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibilitas), dan originalitas dalam berfikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi (mengembangkan, memperkayam memperinci( suatu gagasan”.(Munandar SCU, 1077)

6.      Devinisi Kreativitas dari Clark
Clark berdasarkan hasil berbagai penelitian tentang spesialisasi belahan otak, mengemukakan :
“Kretivitas merupakan ekspresi tertinggi keterbakatan dan sifatnya terintegrasikan, yaitu sintesa dari semua fungsi dasar manusia yaitu: berfikir, merasa, menginderakan dan intuisi (basic function of thingking, feelings, sensing and intuiting)” (Jung 1961, Clark 1986).

Pertemuan kedua


TEORI KREATIVITAS


Teori yang melandasi pengembangan kreativitas dapat dibedakan menjadi 3, yaitu:
7.      Teori Psikoanalisis
8.      Teori Humanistik
9.      Teori Cziksentmihalyi

1.      Teori Psikoanalisis
Pribadi kretif dipandang sebagai seorang yang pernah mengalami traumatis, yang dihadapi dengan memunculkan gagasan-gagasan yang disadari dan tidak disadari bercampur menjadi pemecahan inovatif dari trauma.
Teori ini terdiri dari:

a.       Teori Freud
Freud menjelaskan proses kretif dari mekanisme pertahanan (defence mechanism). Freud percaya bahwa meskipun kebanyakan mekanisme pertahanan menghambat tindakan kreatif, mekanisme sublimasi justru merupakan penyebab utama kreativitas karena kebutuhan seksual tidak dapat dipenuhi, maka terjadi sublimasi dan merupakan awal imajinasi.
Macam mekanisme pertahanan:
- Represi                                  - regresi
- Konpensasi                           - Proyeksi
- Sublimasi                              - Pembentukan reaksi
- Rasionalisasi             - Pemindahan
- Identifikasi               - Kompartementalisasi
- Introjeksi

b.   Teori Ernst Kris
Erns Kris (1900-1957) menekankan bahwa mekanisme pertahanan regresi seiring memunculkan tindakan kreatif.
Orang yang kreatif menurut teori ini adalah mereka yang paling mampu “memanggil” bahan dari alam pikiran tidak sadar.
Seorang yang kreatif tidak mengalami hambatan untuk bias “seperti anak” dalam pemikirannya. Mereka dapat  mempertahankan  “sikap bermain” mengenai masala-masalah serius dalam kehidupannya. Dengan demikian mereka m ampu malihat masalah-masalah dengan cara yang segar dan inovatif, mereka melakukan regresi demi bertahannya ego (Regression in The Survive of The Ego)

c.       Teori Carl Jung
Carl Jung (1875-1967) percaya bahwa alam ketidaksadaran (ketidaksadaran kolektif) memainkan peranan yang amat penting dalam pemunculan kreativitas tingkat tinggi. Dari ketidaksadaran kolektif ini timbil penemuan, teori, seni dan karya-karya baru lainnya.

2.                                                                  Teori Humanistik
Teori Humanistik melikat kreativitas sebagai hasil dari kesehatan psikologis tingkat tinggi.
Teori Humanistik meliputi:
a.       Teori Maslow
Abraham Maslow (1908-1970) berpendapat manusia mempunyai naluri-naluri dasar yang menjadi nyata sebagai kebutuhan.
Kebutuhan tersebut adalah:
-          Kebutuhan fisik/biologis
-          Kebutuhan akan rasa aman
-          Kebutuhan akan rasa dimiliki (sense of belonging) dan cinta
-          Kebutuhan akan penghagaan dan harga diri
-          Kebutuhan aktualisasi / perwujudan diri
-          Kebutuhan estetik
Kebutuhan-kebutuhan tersebut mempunyai urutan hierarki. Keempat Kebutuhan pertama disebut kebutuhan “deficiency”. Kedua Kebutuhan berikutnya (aktualisasi diri dan estetik atau transendentasi) disebut kebutuhan “being”. Proses perwujudan diri erat kaitannya dengan kreativitas. Bila  bebas dari neurosis, orang yang mewujudkan dirinya mampu memusatkan dirinya pada yang hakiki. Mereka mencapai “peak experience” saat mendapat kilasan ilham (flash of insight)
b.      Teori Rogers
Carl Rogers (1902-1987) tiga kondisi internal dari pribadi yang kreatif, yaitu:
-          Keterbukaan terhadap pengalaman
-          Kemampuan untuk menilai situasi patokan pribadi seseorang (internal locus of evaluation)
-          Kemampuan untuk bereksperimen, untuk “bermain” dengan konsep-konsep.
Apabila seseorang memiliki ketiga cirri ini maka kesehatan psikologis sangat baik. Orang tersebut diatas akan berfungsi sepenuhnya menghasilkan karya-karya kreatif, dan hidup secara kreatif. Ketiga cirri atau kondisi tersebut uga merupakan dorongan dari dalam (internal press) untuk kreasi.

3.      Teori Cziksentmihalyi
-          Ciri pertama yang memudahkan tumbuhnya kreativitas adalah Predisposisi genetis (genetic predispotition). Contoh seorang yang system sensorisnya peka terhadap warna lebih mudah menjadi pelukis, peka terhadap nada lebih mudah menjadi pemusik.
-          Minat pada usia dini pada ranah tertentu
Minat menyebabkan seseorang terlibat secara mendalam terhadap ranah tertentu, sehingga mencapai kemahiran dan keunggulan kreativitas.
-          Akses terhadap suatu bidang
Adanya sarana dan prasarana serta adanya pembina/mentor dalam bidang yang diminati   sangat membantu pengembangan bakat.
-          Access to a field
Kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi dengan teman sejawat + tokoh-tokoh penting dalam bidang yang digeluti, memperoleh informasi yang terakhir, mendapatkan kesempatan bekerja sama dengan pakar-pakar dalam b idang yang diminati sangat penting untuk mendapatkan pengakuan + penghargaan dari orang-orang penting.        
-          Orang-orang kreatif ditandai adanya kemampuan mereka yang luar biasa untuk menyesuaikan diri terhadap hampir setiap situasi dan untuk melakukan apa yang perlu untuk mencapau tujuannya.

4.      Ciri-ciri Kepribadian Kreatif menurut Csikszentmihalyi
Csikszentmihalyi mengemukakan 10 pasang cirri-ciri kepribadian kreatif yang seakan-akan paradoksal tetapi saling terpadu secara dialektis.
a.       Pribadi kreatif mempunyai kekuatan energi fisik yang memungkinkan mereka dapat bekerja berjam-jam dengan konsentrasi penuh, tetapi mereka juga bias tenang dan rileks, tergantung situasinya.
b.      Pribadi kretaif cerdas dan cerdik tetapi pada saat yang sama mereka juga naïf. Mereka nampak memilliki kebijaksanaan (wisdom) tetapi kelihatan seperti anak-anak (child like). Insight mendalam nampak bersamaan dalam ketidakmatangan emosional dan mental. Mampu berfikir konvergen sekaligus divergen.
c.       Ciri paradoksal ketiga berkaitan dengan kombinasi sikap bermain dan disiplin.
d.      Pribadi kreatif dapat berselang-seling antara imajinasi dan fantasi, namun tetap bertumpu pada realitas.
Keduanya diperlukan untuk dapat melepaskan diri dari kekinian tanpa kehilangan sentuhan masa lalu.
e.       Pribadi kreatif menunjukkan kecenderungan baik introversi maupun ekstroversi.
f.       Orang kreatif dapat bersikap rendah diri dan bangga akan karyanya pada saat yang sama
g.      Pribadi kreatif  menunjukkan lecenderungan androgini psikoogis, yaitu mereka dapat melepaskan diri dari stereotip gender (maskulin-feminin)
h.      Orang kreatif cenderung mandiri bahkan suka menentang (passionate) bila menyangkut karya mereka, tetapi juga sangat obyektif dalam penilaian  karya mereka.

i.       Sikap keterbukaan dan sensitivitas orang kreatif sering menderita, jika mendapat banyak kritik dan serangan, tetapi pada saat yang sama ia merasa gembira yang luar biasa.

Kamis, 12 Juli 2012

Seni Argumentasi

1. Apa yang kita argumentasikan
"Saya tidak ingin berdebat tentang hal itu."
"Jangan berdebat dengan saya."
"Berhenti berdebat dengan saya."
Ungkapan-ungkapan tersebut di atas sering kita dengar ketika kita kecil, bahkan kita tidak diperbolehkan berdebat karena orang yang suka berdebat sering disebut "pembuat masalah" atau kadang disebut "kurang bisa bekerja sama"
Dengan semua image mengenai anti argumentasi ini, tidak heran jika masih banyak di antara kita yang belum menegtahui mengenai apa itu argumentasi. Argumentasi itu ada yang baik dan ada yang buruk. Argumentasi itu sendiri adalah sebuah kata yang bermakna luas, termasuk metode-metode yang selama ini digunakan orang dalam usaha mereka meyakinkan seseorang. Argumentasi yang baik akan menunjukkan suatu pandangan seseorang dengan memberi kesempatan yang lain untuk menyatakan pendapatnya, dan membantu supaya tercapai suatu keputusan tanpa harus mempermalukan orang yang kalah dalam berargumen.
Sebuah argumen merupakan sebuah ketidaksetujuan-dari suatu diskusi yang paling sopan hingga percekcokan yang paling keras.
Beberapa orang percaya bahwa argumentasi harus selalu sejernih kristal, tidak emosional dan menghindari menyinggung perasaan orang lain.Namun ternyata pandangan ini salah, karena argumentasi yang lurus dan tepat adalah seperti pesta yang monoton di mana seringkali membosankan

Sabtu, 07 Juli 2012

Persahabatan Cyberspace

Hampir semua persahabatan dimulai dalam suatu pola yang bisa diprediksi dengan dua teman yang berinteraksi dalam ruang yang sama, yang melalui kedekatan tempat tinggal, pergi ke sekolah bersama, melakukan aktivitas-aktivitas lain secara berkelompok. Belakangan ini, muncul kategori persahabatan baru,,yaitu persahabatan cyberspace. Ketika semua orang menganggap bahwa persahabatan mengalami penurunan bagi para mahasiswa yang sibuk, pekerja, orang tua, persahabatan internet telah muncul. 
Tetapi, apakah hubungan-hubungan ini, yang dimulai dan sering dipertahankan online tanpa pertemuan tatap muka, benar-benar merupakan persahabatan sebagaimana kita definisikan dan kita ketahui?? Apakah email benar-benar membantu teman-teman tradisional untuk tetap berhubungan??
Persahabatan yang dimulai secara online memiliki internet sebagai tempat bersama bagi pertemuan awal mereka. Boleh jadi dua teman potensial disatukan dalam konteks partisipasi dalam suatu percakapan online atau menjadi bagian dari daftar internet yang sama. 
Ada tiga jenis persahabatan internet :
  1. Persahabatan yang dimulai online dan dipertahankan sebagai persahabatan online
  2. Persahabatan yang dimulai online tetapi dimana dua teman akhirnya bertemu, dan melanjutkan persahabatan melalui kombinasi pertemuan online dan tatap muka
  3. dan teman-teman yang sudah ada sebelumnya yang sekarang menggunakan email sebagai cara murah untuk membantu mempertahankan hubungan mereka, khususnya jika mereka tinggal berjauhan.
Di dalam tiga jenis persahabatan internet ini terdapat kategori teman biasa, teman dekat, atau teman terbaik, yang didasarkan pada keintiman, sebagaimana dijelaskan di muka. Apakah anda bertemu dalam cyberspace atau berdiri antri di kantor pos, tetap diperlukan waktu untuk memperoleh kepercayaan satu sama lain. Dan untuk mengembangkan hubungan dari perkenalan menjadi teman biasa, teman dekat, atau teman terbaik. Karena itu anda harus berhati-hati mengenai informasi yang anda berikan; anda harus mengamati bagaimana informasi itu digunakan dan menjaga agar informasi itu tidak salah digunakan, sebagaimana yang anda lakukan pada hubungan yang dimulai melalui cara-cara tradisional.

Kamis, 07 Juni 2012

Materi Mata Kuliah Kesehatan Mental

Sejarah Kesehatan Mental


Gangguan Mental Tidak Dianggap Sebagai Sakit :

  • Tahun 1600 & sebelumnya : orang mengalami gangguan mental adalah karena dirasuki oleh roh-roh.
  • Tahun 1692 ada pengaruh agama dari Eropa yang menganggap orang mengalami gangguan mental karean terkena guna-guna atau dirasuki setan.
  • Di Eropa (Inggris) sebelum abad 17, orang gila disamakan dengan kriminal dan dimasukan penjara.
Pandangan John Locke (1690)
  • Derajad kegilaan setiap orang disebabkan oleh emosi yang memunculkan ide-ide salah dan tidak masuk akal.
  • Kegilaan adalah ketidakmampuan akal untuk mengeluarkan gagasan yang berhubungan dengan pengalaman secara tepat.
  • Pandangan John Locke bertahan di Eropa sampai abad ke 18
Gangguan Mental Diangkat Sakit :
  • Tahun 1724 : Pendeta Cotton Mather menjelaskan secara fisik tentang sakit jiwa. Pendekatan medis mulai dikenalkan.
  • Tahun 1812 : Benjamin Rush mulai menangani secara manusiawi untuk penyakit mental.
  • Tahun 1908 : Clifford Beer menderita manis depresif dan mendapatkan penyiksaan fisik & mental di RS Mental Connecticut.
  • Tahun 1910 Emil Kraeplin pertama kali menggambarkan penyakit Alzheimer dan juga mengembangkan alat tes untuk ganggunan epilepsi.
  • Tahun 1940 : elektroterapi yaitu terapi dengan cara mengaplikasikan listrik ke otak, digunakan untuk menangani penyakit mental di Amerika
Gangguan Mental Dianggap Sebagai Bukan Sakit
  • Tahun 1961 Thomas Szasz menyatakan “sakit mental” sebenarnya tidak betul-betul sakit tetapi merupakan tindakan orang yang secara mental tertekan karena harus bereaksi terhadap lingkungan.
  • Tahun 1980 muncul perawatan yang terencana dengan opname di RS dalam jangka pendek dan treatment masyarakat.

Kamis, 01 Maret 2012

Materi Mata Kuliah Psikologi Umum

Pengertian Psikologi

Dari segi ilmu bahasa, Psikologi berasal dari kata Psyche (Jiwa) dan Logos (Ilmu / Ilmu Pengetahuan). Jadi Psikologi diartikan sebagai Ilmu Pengetahuan tentang jiwa atau disingkat jadi Ilmu Jiwa.
Pengertian Psikologi Menurut Para Ahli :
  • Wundt (Iih. Devidoff, 1981)
Psikologi merupakan Ilmu tentang kesadaran manusia ( the science of human consciousness).
  • Kulpe
Psikologi adalah ilmu mengenai fakta-fakta dari pengalaman yang bergantung pada pengalaman pribadi.
  • William James
Psikologi merupakan ilmu tentang mental life, mencakup baik fenomenanya maupun kondisinya.
  • Woodworth dan Marquis (1957)
Psikologi merupakan ilmu tentang aktivitas-aktivitas individu.
  • Branca (1964)
Psikologi adalah Ilmu tentang perilaku (dalam bukunya yang berjudul Psychology: The Science of Behaviour).
  • Morgan, dkk.(1984:4)
Psychology is the science of human and animal behavior. Namun penerapan dari ilmu itu adalah pada manusia.
  • Sartain, dkk. (1976:19)
Psikologi itu merupakan the science of human behavior. Tetapi  para ahli psikologi ini juga mempelajari prilaku hewan dan dari hasil penelitian tersebut mungkin dapat berguna untuk mengerti tentang keadaan manusia.

Perbedaan  Psikologi dengan Ilmu Jiwa
Ada yang berpendapat bahwa Psikologi dan Ilmu Jiwa adalah berbeda. Perbedaan pandangan Psikologi dan Ilmu Jiwa bukanlah merupakan hal yang baru dalam lapangan ilmu, terlebih dalam lapangan Ilmu Sosial. Masing-masing ahli mempunyai sudut pandang sendiri-sendiri yang dianggap penting, sehingga akan berbeda dalam meletakkan titik beratnya. Walau ditinjau dari kata, kedua istilah itu sama namun Psikologi dan Ilmu Jiwa itu akan terlihat beda, seperti halnya yang di kemukakan oleh Gerungan:
  • Ilmu Jiwa itu merupakan istilah Bahasa Indonesia sehari-hari dan dikenal tiap orang. Sedangkan kata psikologi merupakan suatu istilah “Ilmu Pengetahuan” suatu istilah scientific, ilmu jiwa yang bercorak ilmiah tertentu.
  • Ilmu jiwa di pergunakan dalam arti  yang lebih luas  daripada istilah Psikologi.
  • Ilmu jiwa meliputi segala pemikiran, pengetahuan, tanggapan, tetapi juga segala khayalan dan spekulasi mengenai jiwa itu. Sedangkan psikologi meliputi ilmu pengetahuan mengenai jiwa yang diperoleh secara sistematis dengan metode-metode ilmiah yang memenuhi syarat-syaratnya yang dimufakati sarjana-sarjana psikologi pada zaman sekarang ini.
  • Istilah ilmu jiwa menunjukan kepada ilmu jiwa pada umumnya, sedangkan istilah psikologi menunjukan ilmu jiwa yang ilmiah menurut norma-norma ilmiah modern.
Dengan demikian agak jelas bahwa apa saja yang disebut ilmu jiwa itu belum tentulah”Psikologi” tetapi psikologi itu senantiasa juga ilmu jiwa (Gerungan, 1966:6).

Kedudukan Psikologi Dalam Sistematika Ilmu
Ditinjau dari sejarah dikemukakan bahwa ilmu yang tertua adalah ilmu Filsafat. Ilmu-ilmu yang lain tergabung dalam filsafat karena filsafat merupakan ilmu satu-satunya pada waktu itu. Karena ilmu-ilmu yang tergabung dalam ilmu filsafat akan dipengaruhi oleh sifat-sifat dari filsafat. Demikian pula halnya dengan psikologi.
Psikologi akhirnya memisahkan diri dan berdiri sendiri sebagai ilmu yang mandiri. Hal ini adalah jasa dari Wilhelm Wundt yang mendirikan laboratorium psikologi yang pertama pada tahun 1879 di Leipzig untuk meneliti peristiwa-peristiwa kejiwaan secara eksperimental.
Wundt sebenarnya bukan seorang ahli dalam bidang psikologi melainkan seorang Fisiolog, akan tetapi beliau mempunyai pandangan bahwa fisiologi dapat di pandang sebagai ilmu pembantu dari Ilmu Psikologi, dan Psikologi haruslah berdiri sendiri sebagai suatu ilmu pengetahuan yang tidak tergabung atau tergantung kepada ilmu-ilmu lain. Oleh karena itu, Wundt dipandang sebagai bapak dari psikologi eksperimental.

Metode-Metode Dalam Psikologi
Metode tertua yang digunakan  dalam lapangan psikologi ialah Spekulasi. Akan tetapi akibat perkembangan ilmu perkembangan pada umumnya dan psikologi pada khususnya akhirnya metode ini ditinggalkan dan dirintislah metode baru yang didasarkan atas pengalaman-pengalaman (Empiris). Pada dasarnya metode penelitian dapat dibedakan atas dua bagian  besar yaitu Metode Longitudinal dan Metode Crossectional.
a. Metode Longitudinal
Merupakan metode penelitian yang membutuhkan waktu relatif lama untuk mencapai suatu hasil penelitian. Dengan metode ini penelitian dilakukan hari demi hari, bulan demi bulan bahkan mungkin tahun demi tahun. Karena itu apabila dilihat dari segi perjalanan penelitian ini adalah secara vertikal.
b.  Metode Cross-sectional
Merupakan metode penelitian yang tidak membutuhkan waktu terlalu lama dalam melakukan penelitian. Dengan metode ini dalam waktu yang relatif singkat dapat dikumpulkan bahan yang banyak. Jadi kalau dillihat dari jalannya metode ini merupakan penelitian secara horisontal.


Untuk lebih terperinci dapat dikemukakan metode-metode yang digunakan dalam lapangan psikologi sebagai berikut:

1) Metode Introspeksi
Introspeksi adalah melihat ke dalam (intro = ke dalam dan speksi <spectare> =melihat). Metode ini merupakan metode penelitian dengan melihat peristiwa kejiwaan ke dalam dirinya sendiri. Karena dalam metode ini yang menjadi objek adalah dirinya sendiri,maka metode ini mempunyai kelemahan, yaitu metode ini bersifat subjektif ,karena orang sering tidak jujur dalam mengadakan penilaian terhadap dirinya sendiri apalagi mengenai hal-hal yang tidak baik.

2) Metode Introspeksi Eksperimental
Metode ini merupakan metode penggabungan dari introspeksi dengan eksperimen. Dengan jalan eksperimen, maka sifat subjektivitas dari metode introspeksi akan dapat diatasi. Pada metode introspeksi murni hanya dari penelitian yang menjadi objek. Tetapi pada introspeksi eksperimental jumlah subjek banyak, yaitu orang-orang yang dieksperimentasi itu.

3) Metode Ekstropeksi
Artinya yaitu melihat keluar. Metode ini dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan yang terdapat pada metode introspeksi. Pada metode ekstropeksi subjek penelitian bukan dirinya sendiri tetapi orang lain. Dengan demikian diharapkan adanya sifat yang objektif dalam penelitian itu.

4) Metode Kuesioner
Kuesioner sering pula disebut angket. Merupakan metode penelitian dengan menggunakan daftar pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh orang yang menjadi subjek dari penelitian tersebut.

5) Metode Interview
Merupakan metode penelitian dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang diberikan secara lisan.

6) Metode Biografi
Merupakan metode tulisan tentang kehidupan seseorang yang merupakan riwayat hidup. Dalam biografi, orang menguraikan tentang keadaan, sikap-sikap ataupun sifat-sifat lain mengenai orang yang bersangkutan.

7) Metode Analisis Karya
Merupakan suatu metode penelitian dengan mengadakan analisis dari hasil karya.

8 ) Metode Klinis
Metode ini mula-mula timbul dalam lapangan klinik untuk mempelajari keadaan orang-orang yang jiwanya terganggu (abnormal)

9) Metode Testing
Merupakan metode penelitian yang menggunakan soal-soal, pertanyaan-pertanyaan, atau tugas lain yang telah distandarisasikan.

10) Metode Statistik
Pada umumnya metode ini digunakan untuk mengadakan penganalisisan terhadap materi atau data yang telah dikumpulkan dalam suatu penelitian.

Setelah menelaah definisi Psikologi dari Pendapat beberapa ahli psikologi, saya lebih menyukai pendapat dari Branca (1964), Morgan, dkk.(1984:4) , Sartain, dkk. (1976:19) yang menjelaskan bahwa psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang perilaku(Behaviour) manusia. Namun saya juga punya pendapat sendiri yang hampir sama tentang pengertian psikologi. Menurut saya Psikologi adalah suatu ilmu pengetahuan mengenai kejiwaan yang diperoleh melalui metode-metode ilmiah yang disusun secara sistematis dan dinamis yang pada hakikatnya dapat diterapkan pada setiap segi kehidupan.