Sabtu, 01 Juni 2013

Aumsi Tingkah Laku Bermasalah Teori Psikoindividual Adler

FAKTOR INTERNAL
Factor-faktor yang menyebabkan timbulnya perilaku bermasalah meliputi:
1. Penetapan tujuan akhir yang terlalu tinggi.
2. Hidup di dunia mereka sendiri.
3. Memiliki gaya hidup yang kaku dan dogmatis.
Hal tersebut merupakan konsekuensi dari kurangnya kepedulian terhadap kehidupan social. Manusia gagal dalam hidupnya karena mereka terlalu sibuk dengan dirinya sendiri dan kurang memperhatikan orang lain.
FAKTOR EKSTERNAL
Menurut Adler, ada tiga hal yang membuat individu memiliki perilaku yang bermasalah, antara lain:
1.  Kelemahan fisik yang dibesar-besarkan.
Kelemahan fisik atau cacat fisik baik yang merupakan bawaan sejak lahir maupan yang merupakan hasil kecelakaan dapat mengundang perilaku yang bermasalah.  Setiap manusia dilahirkan ke dunia pastinya memiliki kelemahan-kelemahan fisik tertentu, dan kelemahan fisik ini selalu mengarah kepada perasaan inferioritas. Manusia yang terlalu membesar-besarkan kelemahan fisiknya terkadang mengembangkan perasaan inferioritasnya secara berlebihan karena ingin mengkompensasikan perasaan ketidaktepatan mereka. Mereka cenderung sibuk memperhatikan dirinya sendiri dan kurang memperhatikan orang lain. Mereka merasa seolah-olah mereka hidup di negeri musuh, rasa takut telah mengalahkan hasratnya dalam mencapai suatu keberhasilan, dan mereka juga yakin bahwa permasalahan dapat diselesaikan dengan cara egoistic.
2.  Gaya hidup yang manja.
Orang-orang yang manja memiliki kepedulian social yang lemah, namun hasrat untuk mengulangi kemanjaannya sangat tinggi. Mereka hidup bergantung kepada orang lain, selalu mengharapkan bantuan dan perhatian dari orang lain, membutuhkan orang lain untuk melindungi dan memenuhi kebutuhan mereka. Mereka digambarkan sebagai seorang pengecut, sensitive, beremosi tinggi, tidak sabaran, mereka melihat dunia dari kacamata pribadi mereka, mereka harus menjadi yang pertama dalam segala hal.
b3.  Gaya hidup yang tertolak.
Anak-anak yang merasa tidak dicintai dan tidak diinginkan cenderung menciptakan gaya hidup yang tertolak.  Anak-anak yang merasa teraniaya dan tidak diperlakukan dengan tidak benar mengembangkan sedikit kepedulian social dan cenderung mengembangkan perilaku tertolak.  Mereka memiliki sedikit rasa percaya diri dan menafsirkan permasalahan hidup yang utama sebagai suatu kesulitan yang berlebihan,  mereka tidak mempercayai orang lain. Anak-anak seperti ini cenderung memiliki rasa curiga yang cukup besar. 
Dalam Psikologi Kepribadian (Drs. Agus sujanto, Drs. Halem Lubis, Drs. Taufik Hadi : 2006, Hal 72) pokok-pokok Teori Adler :
·         Individualita sebagai pokok persoalan
Adler menekankan pada pentingnya sifat khas (unit) daripada kepribadian, individu, kebulatan dan sifat khas pribadi manusia.  Tiap Orang adalah suatu konfigurasi motif, sifat, dan nilai yang khas, tiap tindak yang dilakukan oleh seseorang membaba corak khas gaya hidupnya yang bersifat individual.
·         Pandangan teleologis : Finalisme semu
Pandangan Adler di pengaruhi oleh Hans Vaihinger dalam bukunya yang berjudul Die Philosiphie des Als-Ob (1911) yang berbunyi manusia hidup dengan berbagai macam cita-cita atau pikiran yang semata-mata bersifat semu, yang tidak ada buktinya dalam realita. Misalnya gambaran mengenai “semua manusia di takdirkan sama”, “kejujuran adalah politik yang paling baik”. Gambaran semu tersebut merupakan pangkal duga penolong yang ketika sudah tidak ada gunanya lagi dapat dibuang.
Adler mengambil filsafat positivisme idealis yang bersifat pragmatis itu dan disesuaikan dengan pendapatnya. Dalam filsafat Hans Vaihinger itu Adler menemukan pengganti determinisme historis Freud yang menekankan faktor konstitusional dan pengalaman di masa kanak-kanak. Menurut Adler, manusia lebih didorong oleh harapan-harapannya terhadap masa depan daripada masa lampaunya. Tujuan itu tidak ada di masa depan, melainkan sebagai bagian keinginan atau cita-cita yang mempengaruhi tingkah laku ke masa ini. Jadi segala aktivitas proses psikis di tentukan oleh motif-motif tertentu, juga bilamana motif ini tak disadari oleh orang yang bersangkutan. Tiap orang mempunyai leitleni yaitu suatu rancangan hidup rahasia yang tidak di sadari yang diperjuangkanya terhadap segala rintangan. Tujuan yang ingin dikejar manusia itu, mungkin berbentuk fiksi, yaitu cita-cita yang tidak mungkin direalisasikan namun merupakan suatu dorongan nyata bagi usaha manusia dn merupakan sumber keterangan bagi tingkah lakunya. Menurut Adler orang normal itu dapat membebaskan diri dari fiksi ini sedangkan orang yang neurotis tidak.
·         Dua Dorongan pokok
     Dorongan kemasyarakatan            : bertindak mengabdi pada                                                           masyarakat
     Dorongan keakuan                        : bertindak mengabdi pada aku                                                     sendiri
Dorongan akuan disebut juga dorongan agresif yang merupakan dorongan yang lebih penting daripada dorongan seksual. Nafsu agresif diganti dengan keinginan berkuasa, lalu diganti lagi dengan dorongan untuk superior, dorongan untuk berharga, untuk lebih sempurna. Superioritas ini merupakan pengalaman yang lebih berharga. Dorongan superioritas ini membawa pribadi dari satu fase ke fase lainnya yang menjelma menjadi berbagai bentuk atau cara. Dorongan superioritas ini sangat erat hubungannya dengan masalah rendah diri.
·         Rasa rendah diri dan kompensasi
Adler menaruh perhatian dalam fungsi jasmani yang kurang sempurna, yang dirumuskannya dalam Organ Minderwertigheit und ihre Psychische Kompensationen (1912). Awalnya ia  menyelidiki mengapa apabila ada orang yang sakit itu menderita pada daerah-daerah tertentu pada tubuhnya. Misal : ada orang sakit jantung, sakit paru-paru, dan sakit punggung. Jawab Adler adalah pada daerah tersebut terdapat kekurang sempurnaan atau Minderwertigheit (Inveriority) baik karena dasar maupun karena kelainan dalam perkembangannya. Orang yang punya kekurang sempurnaan pada organ itu berusaha mengkompensasikan dengan jalan memperkuat organ tersebut dengan latihan intensif. Contoh : Demosthenenes yang pada masa kanak-kanaknya menganggap, tetapi karena latihan-latihan akhirnya menjadi orator paling ternama. Lalu Adler menerbitkan monograf tentang winder wertigkeit von organen tentang rasa rendah diri itu yang menyatakan inferiorita itu dengan “kebetinaan” dan kompensasinya disebut “protes kejantanan” .
Menurut Adler rasa rendah diri bukan tanda tidak normal tapi merupakan pendorong untuk segala kebaikan dalam hidup manusia.  Adler bukan seorang hedonist kendati rasa rendah diri itu membawa penderitaan, tetapi dengan hilangnya rasa rendah diri tidak berarti datangnya kenikmatan. Bagi Adler, tujuan manusia bukan mendapatkan suatu kenikmatan, melainkan mencapai suatu kesempurnaan.
·         Dorongan kemasyarakatan

Pada awalnya Adler hanya mementingkan dorongan keakuan, masalah rendah diri dan usaha menjadi superior. Karna itu dia mendapatkan banyak kecaman. Karena itu dia, yang juga menjadi pendukung demokrasi kemuadian mengembangkan pendapatnya yang mencakup dorongan kemasyarakatan yang bentuk kongkritnya berwujud seperti koperasi, hubungan sosial, hubungan antar pribadi , mengikatkan diri dengan kelompok, dan sebagainya. Secara teori, dorongan kemasyarakatan merupakan dorongan yang membantu masyarakat mencapai tujuan masyarakat yang sempurna. Dorongan ini merupakan dasar yang dibawa sejak lahir hingga akhirnya manusia disebut makhluk sosial, walaupun dibawa sejak lahir namun kemungkinan mengabdi kepada masyarakat itu tidak nampak secara spontan, melainkan dengan bimbingan dan pelatihan. Dengan pendiriannya yang berdasarkan “paedagogisch optimisme” sehingga ia dapat menyediakan banyak waktu untuk mendirikan klinik bimbingan bagi kanak-kanak, memperbaiki sekolah, dan memberi petunjuk kepada orang tua mengenai cara-cara yang baik dalam mengasuh dan mendidik anak-anak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar